Menyikapi Pertarungan di Bumi Arung Palakka - IYANAE BONE
Headlines News :
Home » » Menyikapi Pertarungan di Bumi Arung Palakka

Menyikapi Pertarungan di Bumi Arung Palakka

Written By Iyane Bone 2013 on Sabtu, 12 Januari 2013 | 04.49

Insya Allah jika tidak ada aral yang melintang, Insya Allah “Pesta Demokrasi Pilkada Bone” akan berlangsung pada tanggal 22 Januari 2013, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh KPU Bone.
“Pesta Demokrasi Pilkada Bone” ini akan dimeriahkan oleh 6 petarung, Keenam calon merupakan calon yang ditetapkan KPU Bone setelah lolos mengikuti tes dan verifikasi berkas pencalonan. Keenam pasangan masing-masing Andi Fahsar M Padjalangi-Ambo Dalle, Andi Irsan M Idris Galigo-Andi Yuslim Patawari, Andi Mangunsidi Massarapi-Sumardi Sulaiman, Andi Mustaman-Andi Sultan Pawi, Andi Taufan Tiro-Andi Promal Pawi, dan Andi Mappamadeng-Andi Said Pabokori. Berikut Nomor urut penetapannya :
Nomor Urut 1    : Mantap (Andi Mustaman-Andi Sultan Pawi)  
Nomor Urut 2    : ACC (Andi Irsan M Idris Galigo-Andi Yuslim Patawari)
Nomor Urut 3    :ATT (Andi Taufan Tiro-Andi Promal Pawi)   
Nomor Urut 4    :Tafadal (Andi Fahsar M Padjalangi-Ambo Dalle) 
Nomor Urut 5    :Ampera  (Andi Mappamadeng-Andi Said Pabokori) 
Nomor Urut 6    :Tomasseddi(Andi Mangunsidi Massarapi-Sumardi Sulaiman)
Siapakah di antara keenam petarung ini yang akan meraih kemenangan?.  Itu semuanya serba mungkin. Untuk saat ini hanya Allah yang lebih tahu, sementara kita  sebagai manusia biasa hanya bisa meraba-raba dan menduga-duga berdasarkan kalkulasi-kalkulasi yang kita pegang,  sedangkan hasil akhirnya hanya bisa dilihat secara nyata setelah “Pesta Demokrasi Pilkada Bone ” selesai dilaksanakan.nsya Allah
Penulis merasa tertarik memberikan secuil  ide yang berasal dari gelitik hati dalam upaya ikut menyukseskan “Pesta Demokrasi Pilkada Bone” yang damai, dan terhindar dari  gesekan-gesekan yang bisa melahirkan percikan api, serta bisa melahirkan pemimpin yang berkualitas.
Untuk itu, ada dua tata nilai peninggalan leluhur yang perlu diperhantikan, yaitu  budaya SIRI dan SIPAKATAU   yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita.
Adanya budaya SIRI dan SIPAKATAU dalam masyarakat bugis pada umumnya dan bugis Bone pada khususnya membuktikan bahwa nenek moyang kita dulu adalah orang yang memiliki kemampuan intelektualitas yang mumpuni, sehingga mereka mampu melakukan kreasi berpikir atau berijtihad dalam upaya merumuskan tata nilai yang bisa dijadikan sebagai acuan nilai bersama dalam upaya membangun kehidupan yang lebih beradab.
Hal itu mereka lakukan, karena petunjuk Allah dan rasul-Nya belum datang kepada mereka. Keadaanlah yang memaksa mereka harus memeras otak untuk merumuskan tata nilai. Budaya SIRI  dan SIPAKATAU merupakan buah dari ijtihad yang mereka lakukan, yang masih bertahan hingga saat ini.
Pengertian Siri’ secara sederha artinya adalah RASA MALU . Seseorang yang merasa sudah ternoda secara SIRI , maka ia akan segera melakukan tindakan-tindakan, sehingga harga dirinya tetap terjaga. Setelah Islam datang, budaya SIRI  tetap bertahan dan semakin berakar, karena budaya SIRI pada hakikatnya sejalan dengan tata nilai yang dianut dalam ajaran Islam. Budaya SIRI itu adalah sebagian dari pada iman. Islam tidak hanya memperkukuh budaya SIRI tetapi juga menempatkan SIRI itu secara tepat, sehingga SIRI itu betul-betul bisa berfungsi dalam rangka menciptakan manusia yang berbudi luhur atau berakhlak mulia, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallhu’alaihi Wasallam beserta para sahabat Beliau yang Mulia. Inilah yang dinamakan  denganSIRI  ilahiyah, yaitu SIRI yang didasari dengan kalimat “laa ilaha illallah” yang merupakan ideologi para nabi, mulai dari Nabi Adam alahissalam hingga Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam. Dengan siri’ ilahiyah, maka mereka mampu meraih kemulian hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Inilah siri’ yang sebenar-benarnya siri’ yang membuat pelakunya menjadi manusia yang mulia di sisi Allah dan di sisi manusia.
Namun dalam realitasnya, budaya siri’ ini mudah sekali terjebak dengan bisikan hawa nafsu, sehingga membuat para pelakunya  melakukan tindakan-tindakan  destruktif (merusak) yang bisa berujung pada pertumpahan darah. Apalagi kalau budaya siri’ seperti ini dibawa ke dalam arena politik, tentu akan sangat berbahaya. Inilah bentuk siri’ yang tidak ilahiyah, karena siri’ seperti ini  tidak akan membawa pelakunya pada kemuliaan, tapi membawa pelakunya menjadi sangat egois, karena hanya masalah sepele, SIRI-NYA mulai berbicara dan ujung-ujungnya adalah pertumpahan darah. Nauzubillah........Masya.Allah.....
“Pesta Demokrasi Pilkada Bone yang akan berlangsung pada 22 Januari 2013 nanti adalah sebuah “Pesta Demokrasi” yang melibatkan enam  petarung handal dan masing-masing kandidat mengaku sebagai bugis Bone sejati , yang dianggap sebagai putra-putra terbaik Bone. “Pesta Demokrasi” sebagai arena pertarungan politik dalam rangka berjuang meraih posisi orang nomor satu di kabupaten Bone, tentu akan melahirkan gesekan-gesekan tajam. Gesekan-gesekan tajam itu, jika tidak ditata dengan baik, akan berpeluang menjadi percikan api yang tidak hanya berpeluang membakar diri  para petarung, tapi  juga akan  membakar rakyat Tanah Bone.
Masih Ingatkah Petuah Lelhur Kita? " ANAKKU : " Narekko Purako Siwollong-pollong ritu,  lomanenni pale mallaing lipu, Aja' lalo musirampeang lise' Ampelo..... Narekko Tekkua purako pale' sirampeang lise' ampelo, Aja' lalo narattei Tellu Uni Manu "
Di sinilah perlunya SIRI  itu dipegang dengan seerat-eratnya. Bukankah semuanya mengaku ingin menyejahterakan masyarakat Bone?. Sehingga bagaimanapun tajamnya pergesekan yang terjadi, tetapi masing-masing petarung harus .... harus....harus.......masih mampu mengendalikan diri  dengan baik, sehingga “Pesta Demokrasi Bone 2013” betul-betul menyuguhkan sebuah pertarungan politik yang sangat propesional dan mengagumkan, serta layak untuk diacungi Indo' Jari atau Jempol. Sebagai penutup, Wahae Saudaraku Rakyat Bone, marilah kita berdoa semoga keenam petarung ini  mampu menjadi para petarung sejati yang berpegang teguh pada  SIRI, sehingga mereka mampu memperlihatkan sikap arif dan bijak. Jika  menang, maka ia  tidak sombong dengan kemenagan itu,  tapi kemenagan itu dijadikannya sebagai  momen  untuk membuktikan bahwa dirinya memang layak dipilih menjadi seorang pemimpin bukanlah penguasa belaka, dan jika kalah, maka ia pun tidak merasa terhina  dan  menerima kekalahan itu secara lapang dada dan kesatria bugis sejati. Inilah bentuk nyata dari  pengamalan budaya SIRI, sehingga mampu menjaga  budaya  sipakatau, karena budaya sipakatau ini sangat penting artinya dalam upaya membangun kabupaten Bone yang sama-sama kita cintai ini, menjadi daerah yang lebih aman, lebih sejahtera dan lebih maju disegala bidang karena itulah harapan kita semua. Amin .(Teluk Bone)
Share this article :

0 komentar:

TAFA'DAL HARAPAN BARU BONE

SUARA ANDA MENENTUKAN BONE KE DEPAN

Visitor

 
TAFA'DAL INSYA ALLAH IYANAE RI BONE
TIM INFORMASI TEKNOLOGI ADMINISTRATOR
Copyright © 2011. IYANAE BONE - All Rights Reserved
DESAIN IyanaeBone